Jumat, 13 Oktober 2017

Apa itu Digital Cinema


 Digital Cinema adalah sebuah konsep, sebuah sistem yang lengkap, meliputi seluruh rantai produksi film dari akuisisi dengan kamera digital untuk pasca-produksi, distribusi ke semua pameran, dengan bit dan byte bukan 35mm gulungan '(Michel 2003).


Digitak Cinema merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak. Sebuah film dapat didistribusikan lewat perangkat keras, piringan optik atau satelit serta ditayangkan menggunakan proyektor digital. Sinema digital berbeda dari HDTV atau televisi high definition. Sinema digital tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. Proyektor digital yang memiliki resolusi 2K mulai disebarkan pada tahun 2005, dan sejak tahun 2006 jangkauannya telah diakselerasi.

sinema digital dapat dibuat dengan media video yang untuk penayangannya dilakukan transfer dari format 35 milimeter (mm) ke format high definition (HD). Proses transfer ke format HD melalui proses cetak yang disebut dengan proses blow up. Setelah menjadi format HD, penayangan film dilakukan dari satu tempat saja, dan dioperasikan ke bioskop lain dengan menggunakan satelit, sehingga tidak perlu dilakukan salinan film. Contohnya, dari satu bioskop di Jakarta, film dapat dioperasikan atau diputar ke bioskop-bioskop di daerah melalui satelit.

Semakin pesatnya teknologi Digital Multimedia saat ini dimana para produsen film film dunia saat ini mulai mengalihkan teknik produksi film nya ke format Digital, hal ini semakin memaksa Bioskop Konvensional yang terbiasa menggunakan film seloluid 35mm untuk mengkonversi ke proyektor digital atau yang disebut DCP (Digital Cinema Package)

Di Indonesia sendiri saat ini (tahun 2014) sudah hampir semua Bioskop besar seperti 21, XXI, Blitzmegaplex, Platinum dan (yang baru berdiri) Cinemaxx sudah memiliki studio Bioskop Digital
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar